BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi menyebabkan kemajuan-kemajuan hampir di seluruh aspek kehidupan
manusia. Di era modern ini berbagai alat canggih dan mutakhir semakin
mengiringi kehidupan manusia sehari-hari. Imbasnya hal-hal tradisionalpun
perlahan semakin ditinggalkan dalam rangka penyesuaian hidup sebagai manusia
modern.
Salah satu contoh yang mulai
ditinggalkan adalah makanan-makanan tradisional yang proses dan penyajiannya
memakan waktu cukup lama bila dibandingkan dengan berbagai makanan cepat saji (fast
food) yang saat ini terdapat dimana-mana. Tentunya, segala sesuatu yang
cepat saji dan modern tak selamanya memiliki segalanya; makanan fast
food cenderung berlemak dan tidak sehat. Lalu bagaimana cara menemukan
solusi agar makanan cepat saji tetap enak dan sehat?
Kue Cubit merupakan salah satu kue
basah jajanan tradisional khas Indonesia yang memiliki cita rasa yang nikmat.
Kue cubit bagi sebagian besar masyarakat masih dianggap sebagai cemilan dengan
prestise yang cukup tinggi. Mungkin jika dilihat dari namanya terkesan unik. Kue
ini disajikan dalam berbagai varian rasa yakni green tea, buble
gum, oreo, strawberry, dan chocolate yang
cukup mengganjal rasa lapar pada perut. Meskipun kue cubit dikatakan
sebagai jajanan tradisional di era tahun 1990’an namun jangan salah, kue ini
banyak digemari oleh banyak orang. Kue ini dapat disajikan dengan kurun waktu
5-10 menit sehingga tak memakan waktu lama untuk segera melahapnya.
Penyajiaannya yang cepat, rasa yang
enak, nikmat dan tetap sehat membuka peluang usaha yang cukup menjanjikan.
Usaha kue cubit dapat dijalankan secara sederhana serta sasaran konsumennya pun
luas. Dengan berlandaskan alasan-alasan tersebut saya berniat membuka usaha kue
cubit aneka rasa dengan nama Cub’s Street.
B. VISI DAN MISI USAHA
Visi usaha ini adalah menjadikan
masyarakat luas mengetahui jajanan kuliner tradisional khas Indonesia dengan
mengadakan pendekatan kepada masyarakat bahwa kue cubit adalah cemilan yang
sehat, enak, dan mengenyangkan serta dapat diolah dengan berbagai rasa.
Sedangkan misi dari usaha ini adalah:
a.
Mengadopsi resep tradisional bernuansa modern.
b.
Menjadikan kue cubit menjadi cemilan makanan yang
berkelas.
c.
Membuat kesan rasa yang tidak monoton dengan aneka
rasa kue cubit.
d.
Membangun usaha kue cubit yang banyak
diminati
e.
Membuat banyak inovasi varian rasa yang
berbeda
f.
Membuat kue cubit yang berkualitas
BAB II
RENCANA USAHA
A. Profil Usaha
Nama Perusahaan :
Cub’s Street
Nama Pemilik :
Herdi Krisna Pradana
Bidang Usaha :
Kuliner Tradisional
Jumlah Karyawan :
1
B. Pemasaran
Produk yang ditawarkan
:Kue Cubit Aneka Rasa
Sasaran Konsumen
:Semua usia dan kalangan
Wilayah Pemasaran :Tempat-tempat
strategis: sekolah, pasar, dan jalan utama di Tangerang.
C. Keunikan Produk
Usaha kue cubit ini merupakan
jajanan tradisional sehat yang disediakan secara cepat dengan aneka macam rasa
modern (green tea, buble gum, oreo, strawberry,
redvelvet dan chocolate) sehingga menimbulkan kesan
tradisional yang modern serta tidak monoton. Usaha ini didirikan dengan membuka
stan makanan di tempat strategis dan dikemas dengan kemasan daur ulang sehingga
ramah lingkungan.
D. Gambaran
Produk
Kue cubit tidak memerlukan banyak
bahan. Semua bahannya pun mudah di dapat dan harganya terjangkau. Saya juga
tidak akan menambahkan bahan-bahan yang memang tidak baik bagi kesehatan
dan dilarang. Saya akan membuat kue cubit saya kue cubit dengan adonan yang berkualitas
tinggi sehingga bentuk dan rasa yang dihasilkan akan menarik dan enak untuk dinikmati.
Saya pun memberikan inovasi dengan membuat kue cubit berbagai varian rasa dan topping
sehingga konsumen bisa merasakan kue cubit berbeda dan konsumen tidak akan
bosan. Selain itu konsumen juga bisa membeli
varian rasa dan topping yang berbeda dalam satu loyang cetakan.
E.
Faktor Penghambat dan Pendukung
Setiap Usaha yang di
jalankan,pasti ada yang sukses dan ada yang belum sukses seperti hal nya usaha
ini.Ada beberapa hal yang menurut kami akan menghambat dan sangat mendukung
dalam menjalankan usaha ini.
1. Faktor
Penghambat tersebut di antaranya:
·
Banyaknya usaha yang sama
·
Harga bahan baku yang tidak stabil
2. Faktor
pendukung usaha ini diantaranya:
· Kondisi
tempat dan perlatan yang memadai
· Higenis
dan harga yang relative terjangkau
· Merupakan
salah satu bagian produk yang banyak dicari oleh konsumen.
F. ANALISIS SWOT
a. Strength (Kekuatan)
·
Produk
higenis dan harga ekonomis
·
Inovasi
rasa yang berbeda dan beraneka ragam
b. Weakness (Kelemahan)
·
Harga bahan
baku yang tidak stabil
c. Opportuniy (Kesempatan)
·
Mitra kerja
yang banyak
·
Budaya
masyarakat yang konsumtif
d. Threat (Hambatan)
·
Kompetitor
yang bergerak di bidang usaha yang sama
BAB III
ASPEK
PRODUKSI
A.Proses
Produksi
1. Masukkan telur dan
gula pasir ke dalam suatu mangkuk besar. Kocoklah adonan tersebut hingga gula
larut sepenuhnya dan mengembang.
2. Masukkan tepung
terigu sedikit demi sedikit dan aduk hingga rata. Kemudian, tuangkan margarin
cair dan aduk hingga rata lalu masukkan juga soda kue, baking powder dan vanili
bubuk. Aduk hingga merata.
3. Masukkan juga bubuk
greentea/Red velvet/buble gum hingga warna yang dihasilkan sesuai dengan selera Anda.
4. Setelah adonan rata,
masukkan adonan ke dalam wadah bercorong atau teko.
5. Panaskan cetakana
kue cubit di atas api kecil yang sudah diolesi sedikit margarin. Setelah itu,
tuangkan adonan dengan volume setengah cetakan dan tutup.
6. Saat adonan setengah
matang dan mengembang tunggu hingga bagian bawah berwarna sedikit kecokelatan, angkat adonan .
7. Setelah di angkat berikan topping sesuai selera dan kue cubit setengah pun siap disajikan.
BAB IV
ASPEK
KEUANGAN
A. Laporan Keuangan
a. Biaya Tetap
No
|
Keterangan
|
Harga (Rp)
|
1
|
Booth
Makanan
|
750.000
|
2
|
Mixer dan
Cetakan
|
605.000
|
3
|
Panci
Besar
|
87.000
|
4
|
Kompor Gas
|
240.000
|
5
|
Peralatan
lain-lain
|
200.000
|
Total Biaya
|
1.882.000,00
|
b. Biaya Variabel
No
|
Keterangan
|
Harga (Rp)
|
1
|
Telur
|
60.000
|
2
|
Gula Pasir
|
25.000
|
3
|
Tepung
Terigu
|
40.000
|
4
|
Margarine
|
60.000
|
5
|
Lain-lain
(Toping)
|
65.000
|
Total Biaya
|
250.000,00
|
Total Biaya Tetap+Biaya Variabel= Rp. 2.092.000,00
a. Modal
Awal
: Rp. 2.092.000
b. Harga jual per
porsi kue cubit (isi 5) : Rp. 15.000
c. Target
per hari 30 porsi
: Rp. 450.000
d. Analisis Timbal
Balik Modal
Penghasilan Perhari-Biaya
Variabel : 450.000-250.000=
Rp. 200.000
Periode pengembalian modal dengan 7x produksi, yakni :
Rp. 200.000,00 x 7 : Rp.
1.400.000,00
Keuntungan selama 7
hari : Rp.
1.400.000,00
e. Keuntungan
per produksi (minimal) : Rp. 100.000,00
f. Keuntungan
per bulan (minimal) : Rp. 3.000.000,00
g.
Pengembalian
modal (Rp. 2.092.000 : Rp. 200.000) = 10 kali
Jadi, modal akan mengalami pengembalian modal pada
saat produksi ke – 10.
BAB III
PENUTUP
a) KESIMPULAN
Membuka usaha kuliner merupakan bisnis yang
menjanjikan, terlebih lagi produk yang disajikan memiliki keunggulan dan
keunikan tersendiri yang dapat menarik konsumen. Bisnis kue cubit ini
menyajikan citra rasa yang beraneka ragam dengan khas tradisional Indonesia.
Dengan segenap usaha, saya akan menjalankan bisnis ini dengan telaten hingga meningkatkan
omset sehingga dapat menyebarkan cabang bisnis usaha. Dengan meningkatnya serta
menyerbarnya gerak langkah usaha ini juga sekaligus berpartisipasi dalam
memperkenalkan makanan khas tradisional Indonesia ke lebih khalayak luas.